Sebagian besar anak muda menganggap, pacaran bisa menjadi bukti kalau dirinya itu normal. Yang nggak punya pacar dianggap nggak normal. Duh, kasian banget ya. Pacaran juga bisa dijadikan alat bukti bahwa dirinya cakep, karena ada yang mau. Dan juga itu tadi, aktivis pacaran mengatakan bahwa dengan berpacaran bisa meningkatkan semangat belajar dan bekerja. Benarkah?!
Dewasa ini, pacaran merupakan suatu hal yang dianggap wajib oleh sebagian kalangan. Banyak alasan, mengapa anak muda jadi merasa krisis Pe’De kalau nggak punya pacar. Dari yang takut dikatakan kurang gaul, hingga yang katanya semangat belajarnya semakin meningkat setelah punya pacar. Lalu, sebenarnya apa sih definisi pacaran itu? Pacaran –menurut para pelakunya—adalah suatu ikatan perasaan cinta dan kasih antara lelaki dan perempuan untuk menjalin suatu hubungan yang lebih dekat yang pada esensinya untuk saling mengenal lebih jauh untuk menuju proses pernikahan atau untuk mencari pasangan hidup yang dianggap cocok.
Karena ingin mengenal lebih jauh itu tadi akhirnya lelaki dan perempuan yang pacaran jadi semakin intens menjalin hubungan. Dari yang sekedar sms’an, telpon, hingga ketemuan. Dalam keseharian, di banyak tempat sering kita dapati berpasang-pasang orang pacaran. Di sekolah, kampus, mal, bahkan di sebuah kamar kos yang sepi.
Sobat muda, pernah nggak sih kita berfikir, bahwa ketika seorang laki-laki dan perempuan berduaan di suatu tempat, ada yang ikut serta meramaikan suasana? Ya, dialah setan. Sebagaimana yang disabdakan Nabi kita Muhammad SAW:
“Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiapa yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang mukmin." (HR. Ahmad)
Dalam sejarah, nggak pernah kita dengar bahwa setan menggoda manusia untuk berbuat baik. Yang ada, pekerjaan utama setan adalah untuk menjerumuskan manusia agar berbuat dosa dan kemaksiatan. Hampir mustahil perempuan dan lelaki yang tengah memendam bara cinta bisa terbebas dari ‘keinginan tertentu’ ketika berinteraksi, berdekatan, apalagi bersentuhan. Hingga akhirnya, terjadilah zina.
Kalau sudah berzina, tidak sedikit kaum hawa yang akhirnya hamil di luar nikah. Pada tahun 2010, di Mojokerto, 60 siswi hamil di luar nikah. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) kabupaten Mojokerto, Yudha Hadi menjelaskan, dari jumlah tersebut sebanyak 42 di antaranya adalah siswi SMA, 12 siswi SMP, dan 6 siswi SD. Masya Allah...!
Dan yang lebih parah, beragam maksiat dalam aktivitas pacaran itu berakhir dengan pembunuhan. Lho,kok bisa? Iya, wanita yang hamil di luar nikah itu akan melakukan aborsi terhadap janin yang dikandungnya. Rangkuman kasus aborsi yang direkam Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) perlu dibuat pelajaran. Kasus aborsi mulai 2008 hingga 2010 terus meningkat. Dan yang membuat miris, 62 persen pelakunya adalah anak-anak di bawah umur.
Komnas PA memperkirakan,selama kurun waktu tadi, kenaikan angka kasus aborsi rata-rata 15 persen setiap tahunnya. Pada 2008 ditemukan ada dua juta jiwa anak korban aborsi. Tahun berikutnya, anak korban aborsi bertambah 300 ribu jiwa. Pada 2010, bertambah lagi 200 ribu jiwa.
Terbukti kan, pacaran membuka banyak sekali efek negatif. Selain zina tadi, mau tahu apa saja dampak negatif pacaran?
- Menyebarkan Penyakit
Salah satu dampak dari zina adalah mewabahnya berbagai jenis penyakit kelamin seperti HIV/AIDS, sipilis, dan penyakit kelamin lainnya.
- Meningkatnya Penggunaan Narkoba
Bila pacarnya adalah pengguna narkoba maka kemungkinan besar dia juga akan terseret.
- Meningkatnya Kriminalitas
Misalnya, mencuri uang teman untuk menraktir sang pacar
- Membangkang Orang Tua
Para remaja yang sudah terlanjur mencintai pacarnya lebih dari orang tuanya, tentunya akan lebih memilih pacarnya daripada orang tuanya.
- Meningkatnya Presentasi Bunuh Diri
Remaja yang diputuskan sepihak oleh pacarnya bila tidak bisa mengontrol dirinya bisa memutuskan untuk bunuh diri karena merasa hidupnya tidak ada gunanya tanpa pacarnya.
Jika pada faktanya pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran, yang dengan aktivitas pacarannya itu bisa menimbulkan banyak dampak negatif yang berujung pada perzinahan, maka ingatlah bahwa Allah SWT telah berfirman:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Isra' : 32).
Jelas kan?! Ya, dengan demikian, Islam dengan tegas menyatakan bahwa hukum pacaran bagaimanapun bentuknya adalah: HARAM!
So, bagi sobat muda yang sudah siap lahir batin untuk mencintai dan dicintai, Islam memberikan solusi indah bagi para pemuda, yakni: MENIKAH! Jika pernikahan itu diniatkan untuk Ibadah dan melindungi diri dari kemaksiatan, maka hal tersebut akan mendatangkan barakah dalam kehidupan kita. Rasulullah SAW bersabda :
“... barang siapa menikahi seorang wanita karena ingin menundukkan pandangannya dan menjaga kesucian farjinya, atau ingin mendekatkan ikatan kekeluargaan maka Allah akan memberkahi bagi isterinya dan memberkahi isterinya baginya.” (HR Thabrani)
Akan tetapi, jika kesiapan itu belum ada, bersabar dan rajin-rajinlah berpuasa. Selain akan menambah tabungan pahala kita, puasa juga dapat menghindarkan kita dari hal-hal yang dilarang agama. Sebagaimana diwasiatkan Rasulullah SAW:
“Wahai segenap pemuda, barang siapa diantara kamu telah mempunyai kemampuan maka hendaklah segera menikah, karena itu lebih menundukkan pandangan, dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu (memberi nafkah) maka hendaklah ia berpuasa, karena itu menjadi perisai baginya. “ (HR Jamaah)
Akhirnya, ingatlah bahwa dalam diri pemuda tersimpan banyak sekali potensi. Manfaatkanlah waktu mudamu untuk berperan serta dalam berbagai kegiatan positif. Insya Allah, jika kita menghabiskan seluruh waktu kita untuk beramal sholeh, maka tak ada ruang bagi setan untuk membisikkan godaannya demi menjerumuskan kita dalam kemaksiatan bagaimana pun bentuknya, termasuk salah satunya: PACARAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar